Mobilitas Sosial

Pembukaan dari
Sebelum kita membahas lebih lanjut perlu kita ketahui bahwa di dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan masyarakat, Pastinya anda pernah  menyaksikan  yaitu  perubahan,  perubahan  itu  yaitu perubahan status & peran dalam masa hidupnya. Contohnya seorang anak  buruh  mampu  meraih  gelar  sarjana  teknik & akhirnya  menjadi seorang pengusaha  yang  sukses.  Hal  ini  merupakan  contoh  dari mobilitas sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat.
Berkaitan dengan adanya mobilitas yang terdapat di lingkungan masyarakat terdapat beberapa topik yang perlu kita ketahui yaitu :
1. Pengertian mobilitas
2. Jenis-jenis mobilitas sosial
3. Proses terjadinya mobilitas sosial
4. Dampak mobilitas sosial.
Saya harap sudah ada gambaran dia angan-angan anda, hehehe. Langsung kita bahas lebih lanjut dibawah ini;

A. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari kata Latin mobilis; yang berarti mudah bergerak / mudah dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Robert M.Z. Lawang mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari satu lapisan ke lapisan yang lain / dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya. Menurut Horton & Hunt mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak yang mengalami perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Menurut Kimball Young & RaymW. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dengan kelompoknya.

Perubahan dalam mobilitas sosial ditandai oleh perubahan struktur sosial yang meliputi hubungan antar individu dalam kelompok & antara individu dengan kelompok. Baik mobilitas individu maupun kelompok sama-sama memiliki dampak sosial. Keduanya membawa pengaruh bagi perubahan struktur. Seorang individu dalam lingkungan masyarakat mengalami perubahan kedudukan sosial dari satu lapisan ke lapisan yang lain, ketingkat yang lebih tinggi maupun ke tingkat yang lebih rendah. Pergerakan sosial / mobilitas sosial dalam mempertahankan hidup merupakan suatu hal atau tindakan yang manusiawi hal ini dikarenakan manusia selalu menginingkan yang terbaik dalam kehidupannya. Mobilitas sosial dalam masyarakat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu mobilitas sosial horizontal & vertical.

B. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal yaitu pergerakan / perpindahan seseorang / kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi / turun ke tingkat yang lebih rendah. Mobilitas sosial vertikal dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mobilitas vertikal naik (sosial climbing)
Mobilitas vertikal naik yaitu perpindahan dari suatu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi. Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk utama, yaitu:
1) Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, dan
2) Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi.

b. Mobilitas vertikal turun (sosial sinking)
Mobilifias vertikal turun yaitu perpindahan dari suatu tingkatan ke tingkatan yang lebih rendah. Mobilitas vertikal turun memiliki 2 bentuk utama, yaitu:
a) Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya, dan
b) turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa distntegrasi kelompok sebagai kesatuan.

c. Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas vertical dalam generasi itu sendiri. Dengan kata lain,  mobilitas intragenerasi ada di dalam diri seseorang. Dalam mobilitas intragenerasi juga terjadi mobilitas yang naik & turun. Jadi  mobilitas tipe Intragenerasi ini dapat terjadi dalam 2 bentuk yaitu sebagai berikut :
a) Mobilitas intragenerasi naik, contoh; pangkat seseorang naik dari golongan III A ke golongan III B
b) Mobilitas intragenerasi turun,contoh; pangkat seseorang karyawan yang diturunkan karena melakukan kesalahan.

F. Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas Antargenerasi adalah mobilitas vertikal yang tidak terjadi dalam diri individu, tetapi terjadi dalam 2 generasi. Dalam tipe mobilitas antargenerasi, terjadi pula mobilitas yang naik & turun sehingga mobilitas antargenerasi dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu sebagai berikut :
a) Mobilitas Antargenerasi naik, contoh; seorang anak menjadi seorang dokter sementara ayahnya dahulu hanya seorang petani.
b) Mobilitas Antargenerasi turun, contoh; seorang anak menjadi karyawan biasa, sementara ayahnya dahulu ialah pengusaha yang memiliki banyak karyawan.


Menurut Soedjatmoko (1980), mudah tidaknya seseorang melakukan mobilitas vertikal salah satunya ditentukan oleh kekakuan & keluwesan struktur sosial di mana orang itu hidup.
 Sebelum kita membahas lebih lanjut perlu kita ketahui bahwa di dalam kehidupan sehari Mobilitas Sosial
C. Proses Mobilitas Sosial
a. Kondisi ekonomi
Perkembangan, lingkungan kehidupan tempat tinggal menjadikan kerangka bepikir seseorang untuk melakukan mobilitas sosial. Perekonomian / masalah ekonomi merupakan salah satu faktor pembentukan mobilitas sosial. Mendapat suatu pekerjaan yang layak merupakan suatu tujuan untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi. Misalnya, salah satu anggota keluarga menjadi tenaga kerja ke kota / tenaga kerja ke luar negeri, setelah pulang membawa hasil / upah yang didapatnya untuk memperbaiki tingkat perekonomiannya. Kondisi ekonomi berhubungan erat dengan pekerjaan yang dimiliki oleh seorang individu dalam masyarakat. Hal ini, dikarenakan apabila pekerjaan yang dimiliki memperoleh upah yang memadai, maka kehidupan yang dimilikinya akan menjadi lebih baik.
 Sebelum kita membahas lebih lanjut perlu kita ketahui bahwa di dalam kehidupan sehari Mobilitas Sosial
b. Status sosial
Seorang individu dalam kehidupannya menginginkan untuk mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih baik. Namun, hal ini tidak dia, dapatkan di daerahnya dikarenakan fasilitas-fasilitas pendidikan yang berada di daerah tersebut tidak memadai. Dan, dia berusaha mencari pendidikan ke daerah lain yang memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap. Setelah menyelesaikan studinya dia kembali ke daerahnya dengan berbekal pendidikan yang dimilikinya, dia membangun daerahnya & menjadi pimpinan di daerahnya sehingga dia dapat meningkatkan status sosialnya.

c. Keinginan untuk melihat daerah lain
Setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda serta potensi pengembangan yang berbeda pula. Beberapa kawasan di wilayah Indonesia banyak menarik masyarakat lain untuk tinggal atau sekedar bertahan hidup. Karena Negara Indonesia memiliki beragam suku bangsa yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

d. Kependudukan (demografi)
Faktor kependudukan berkaitan dengan jumlah & komposisi penduduk dalam suatu wilayah. Pertambahan jumlah penduduk dalam suatu wilayah mengakibatkan berkurangnya lahan serta minimnya kesempatan kerja. Pada akhirnya kondisi ini dapat menimbulkan kemiskinan pada anggota masyarakat yang tidak dapat memperoleh mata pencaharian. Perpindahan penduduk pada suatu kawasan dimaksudkan untuk mencapai keseimbangan / pemerataan penduduk dalam suatu wilayah negara. Penduduk dalam setiap wilayah terkadang tidak memiliki keseimbangan. Masalah kependudukan merupakan masalah yang rumit. Suatu daerah, wilayahnya dapat dikatakan padat penduduk apabila memiliki banyak penduduk / padat pemukiman, sedangkan di daerah lain wilayahnya luas tetapi jarang penduduk / jarang pemukiman sehingga sumber daya yang ada tidak dimanfaatkan secara maksimal.
 Sebelum kita membahas lebih lanjut perlu kita ketahui bahwa di dalam kehidupan sehari Mobilitas Sosial
e. Kondisi keamanan
Kondisi keamanan dalam sebuah daerah ataupun lingkungan menjadi suatu faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat. Hal ini disebabkan masyarakat menginginkan suatu kehidupan yang aman / kondusif sehingga mereka dapat beraktivitas secara wajar / normal tanpa perlu merasa takut akan ancaman keamanan. Negara Indonesia pada beberapa bagian wilayahnya memiliki kondisi keamanan yang tidak kondusif.
 Sebelum kita membahas lebih lanjut perlu kita ketahui bahwa di dalam kehidupan sehari Mobilitas Sosial
D. Dampak Mobilitas Sosial
Meskipun mobilitas sosial memungkin orang untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan keinginannya terdapat juga pengaruh positif & negatif bagi kehidupan masyarakat. Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat positif ataupun negatif antara lain sebagai berikut.
a. Dampak Positif
1) Mendorong seseorang untuk lebih maju.
2) Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik, menuju pencapaian tujuan yang diinginkan.
b. Dampak Negatif
Timbulnya Konflik, pada masyarakat terjadi saat mobilitas kurang harmonis, yang akhirnya akan timbul benturan-benturan nilai & kepentingan sehingga kemungkinan akan timbul konflik.
1. Konflik
Konfllik yang terjadi dalam masyarakat dapat terjadi akibat mobilitas sosial yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Konflik tersebut dapat terjadi antar individu, antar kelas, / antar kelompok dalam masyarakat.
a) Konflik antar individu
Konflik antar individu adalah konflik yang terjadi antara satu individu dengan individu lain, dikarenakan masalah perbedaan. Setiap individu dalam masyarakat memiliki karakteristik dan pemikiran yang berbeda sehingga perbedaan tersebut mengakibatkan konflik.
b) Konflik antar kelas
Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antar kelas sosial maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. Dengan adanya keadaan seperti itu keseimbangan dalam masyarakat akan menjadi terganggu. Gangguan keseimbangan itu berkaitan, dengan berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, politik, maupun kepentingan sosial seningga terjadi benturan kepentingan yang menimbulkan konflik antar kelas sosial, misalnya konflik antara majikan & buruh dalam suatu perusahaan.

c) Konflik antar kelompok sosial
Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya karena benturan nilai & kepentingan. Konflik ini dapat berupa:
1) Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern. Contohnya, para kusir delman & penarik becak yang lambat menyesuaikan diri dengan perubahan dapat menyebabkan konflik dengan sopir mobil angkutan umum.
2) Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lain yang memiliki wewenang. Contohnya, demonstrasi mahasiswa yang menuntut kepada anggota dewan untuk memberantas Koruptor.

d) Konflik antar generasi
Konflik antar generasi adalah konflik yang terjadi antara dua generasi, yaitu  seperti halnya antara generasi tua & generasi muda. Hal ini lebih banyak terjadi pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, dari tahap masyarakat tradisional ke masyarkat modern. Dibandingkan dengan generasi tua, generasi muda biasanya lebih mudah menerima kebudayaan asing, terutama kebudayaan barat yang dalam beberapa hal lebih tinggi. Contohnya : pada saat ini kaum wanita harus sederajat dengan kaum pria, pada generasi tua (orangtua dulu) anak perempuannya tetap di rumah, tidak perlu sekolah yang tinggi, karena pada akhirnya perempuan hanya menjadi ibu rumah tangga, di lain pihak anak perempuannya ingin maju sekolah tinggi & berkarir serta berprestasi.

E. Penyesuaian Kembali
Dalam memperoleh kehidupan tersebut masyarakat mendapatkan berbagai masalah yang membutuhkan suatu solusi / penyelesaian. Penyelesaian tersebut berupa penyesuaian kembali / adanya suatu keseimbangan dengan norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat yang dikenal dengan akomodasi. Akomodasi sebagai suatu proses yang menunjuk pada usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi bertujuan untuk menjalin kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah & meleburkan kelompok-kelompok sosial dalam pelapisan sosial. Bentuk-bentuk akomodasi terdiri atas:
a.Coercion, adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
b.Compromise, suatu bentuk akomodasi yang setiap pihak bersediamengurangi tuntutannya.
c.Arbitration, penyelesaian dengan bantuan pihak ketiga.
d.Mediation, penyelesaian masalah dengan bantuan pihak ketiga sebagai penasehat.
e.Conciliation, mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih.
f.Toleration, bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal.
g.Stalemate, pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang.
h.Adjudication, penyelesaian sengketa di pengadilan.

RANGKUMAN
1. Mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari suatu kelas sosial tertentu menuju kelas sosial yang lain. Mobilitas social dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut:
a) Perbedaan Status Sosial
b) Perbedaan Status Ekonomi
c) Masalah-masalah Kependudukan
d) Situasi Politik yang Tidak Menentu
e) Ambisi Pribadi
f) Motif-motif Keagamaan
2. Sosiolog Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa proses mobilitas sosial vertikal memiliki beberapa saluran penting, yaitu: (1) perkawinan, (2) organisasi politik, ekonomi, dan keahlian, (3) lembaga pendidikan, (4) lembaga keagamaan, dan (5) angkatan bersenjata.
3. Orang yang mengalami mobilitas sosial akan memasuki status dan kedudukan sosial baru yang memiliki simbol-simbol, pola dan gaya hidup yang berbeda dengan sebelumnya. Jika penyesuaian terhadap status atau kedudukan sosial yang baru tersebut tidak berhasil, maka mobilitas sosial tersebut tersebut dapat menyebabkan terjadinya konflik.


Referensi buku; Elisanti Tintin Rostini, Sosiologi, Jakarta Penerbit : CV. Indradjaja 2009
Lebih baru Lebih lama