Patung merupakan salah satu kerajinan tradisional yang banyak terdapat di seluruh daerah di Indonesia. Bermacam-macam bentuk seni dan gaya seni patung yang mulanya ditujukan hanya sebagai alat kelengkapan atau upacara tradisi di daerah-daerah. Hal yang paling menonjol dan mencolok dalam pembuatan patung adalah untuk patung leluhur atau patung peringatan yang menggambarkan ikatan kuat antara hisup dan nenek moyang kita. Menurut mereka patung merupakan perwujudan dari roh nenek moyang, dewa-dewa, dan kekuatan lain diluar kekuatan manusia.
Patung juga digunakan sebagai tanda peringatan (prasasti) baik masyarakat luas (bangsa), seperti patung Jenderal Sudirman, patung Pangeran Diponegoro, dan lain-lain maupun secara individu seperti patung hewan. Patung hewan biasanya digunakan untuk hiasan taman, ruangan atau tempat-tempat wisata. Bahan-bahan yang digunakan antara lain kayu dan batu.
Patung Tunggal Panaluan, Batak
Bentuk pahatan patung yang digunakan oleh datu Bapak Toba (Pendeta Batak) untuk menangkal bencana atau penyakit disebut tunggal panaluan yang terbuat dari tongkat kayu. Kekuatan tunggal panaluan diperoleh dengan menempatkanpukpuk (zat tanaman atau hewan) dalam lubang kecil sehingga dianugerahi kekuatan luhur. Tujuh buah sosok menggambarkan pasangan sumbung berikut kaki tangan mereka.
Patung Bangsawan, Nias
Beragam gaya dan bentuk patung yang ditemukan di Pulau Nias bercirikan tentang kedudukan yang tinggi, seperti patung bangsawan ditandai dengan menggunakan mahkota segitiga yang tinggi, kalung, anting, dan membawa mangkuk persembahan.
Patung Tau-tau, Sulawesi Selatan
Salah satu bentuk patung yang terkenal dari Sulawesi Selatan adalah tau-tau, yaitu patung bergaya naturalistik. Tinggi patung ini seukuran manusia. Patung ini dibuat untuk orang yang mati. Umumnya patung ini diberi rambut menyerupai orang yang dibuat patung. Patung ini ditempatkan di serambi luar kubur batu. Secara tradisional, pematung akan tidur di dekat jenazah selama membuat patung tersebut.
Patung Hamputong, Kalimantan
Suku Dayak memiliki pola-pola tau motif-motif yang unik dalam setiap pahatannya. Umumnya pola yang dibentuk berasal dari alam, seperti tumbuhan, binatang, serta bentuk-bentuk yang dipercaya sebagai roh dewa-dewa. Selain itu patung yang dikaitkan dengan kematian dan leluhur, seperti patung leluhur wanita kubur Hamputong.
Patung Mbis, Papua
Pahatan Asmat di Papua banyak dikenal sebagai sosok-sosok leluhur, karena pahatan-pahatan tersebut diberi nama orang yang sudah mati. Namun demikian, sosok leluhur yang sebenarnya diletakkan di rumah adat dan dibuatkan pahatan-pahatan monumental yang disebut tiang Mbis. Tiang Mbis yang tingginya sampai 5 meter melukiskan kelompok masyarakat yang sudah meninggal. Tiang-tiang tersebut dipahat untuk sebuah upacara yang bermakna sebagai janji untuk membalas dendam mereka yang sudah mati dan yang digambarkan pada tiang
Patung juga digunakan sebagai tanda peringatan (prasasti) baik masyarakat luas (bangsa), seperti patung Jenderal Sudirman, patung Pangeran Diponegoro, dan lain-lain maupun secara individu seperti patung hewan. Patung hewan biasanya digunakan untuk hiasan taman, ruangan atau tempat-tempat wisata. Bahan-bahan yang digunakan antara lain kayu dan batu.
Patung Tunggal Panaluan, Batak
Bentuk pahatan patung yang digunakan oleh datu Bapak Toba (Pendeta Batak) untuk menangkal bencana atau penyakit disebut tunggal panaluan yang terbuat dari tongkat kayu. Kekuatan tunggal panaluan diperoleh dengan menempatkanpukpuk (zat tanaman atau hewan) dalam lubang kecil sehingga dianugerahi kekuatan luhur. Tujuh buah sosok menggambarkan pasangan sumbung berikut kaki tangan mereka.
Patung Bangsawan, Nias
Beragam gaya dan bentuk patung yang ditemukan di Pulau Nias bercirikan tentang kedudukan yang tinggi, seperti patung bangsawan ditandai dengan menggunakan mahkota segitiga yang tinggi, kalung, anting, dan membawa mangkuk persembahan.
Patung Tau-tau, Sulawesi Selatan
Salah satu bentuk patung yang terkenal dari Sulawesi Selatan adalah tau-tau, yaitu patung bergaya naturalistik. Tinggi patung ini seukuran manusia. Patung ini dibuat untuk orang yang mati. Umumnya patung ini diberi rambut menyerupai orang yang dibuat patung. Patung ini ditempatkan di serambi luar kubur batu. Secara tradisional, pematung akan tidur di dekat jenazah selama membuat patung tersebut.
Patung Hamputong, Kalimantan
Suku Dayak memiliki pola-pola tau motif-motif yang unik dalam setiap pahatannya. Umumnya pola yang dibentuk berasal dari alam, seperti tumbuhan, binatang, serta bentuk-bentuk yang dipercaya sebagai roh dewa-dewa. Selain itu patung yang dikaitkan dengan kematian dan leluhur, seperti patung leluhur wanita kubur Hamputong.
Patung Mbis, Papua
Pahatan Asmat di Papua banyak dikenal sebagai sosok-sosok leluhur, karena pahatan-pahatan tersebut diberi nama orang yang sudah mati. Namun demikian, sosok leluhur yang sebenarnya diletakkan di rumah adat dan dibuatkan pahatan-pahatan monumental yang disebut tiang Mbis. Tiang Mbis yang tingginya sampai 5 meter melukiskan kelompok masyarakat yang sudah meninggal. Tiang-tiang tersebut dipahat untuk sebuah upacara yang bermakna sebagai janji untuk membalas dendam mereka yang sudah mati dan yang digambarkan pada tiang